Selamat Datang di blog sederhana ini, moga bisa menjadi inspirasi, walau tidak sempurna akan tetapi ku akan berusaha menyempurnakanya

Selasa, 22 Desember 2009

Pengalaman penelitian

Pengalaman penelitian ini merupakan pengalaman pertamakali saya melakukan penelitian. Penelitian saya berjudul Islam dan budaya lokal studi atas pernikahan menurut adat Sambas di desa Sungai Kelambu kecamatan Tebas kabupaten Sambas yang saya lakukan pada tahun 2008. Desa ini merupakan desa saya sendiri.
Dalam penelitian yang saya lakukan terdapat kenangan indah, kemudahan-kemudahan dan kesulitan. Pengalaman-pengalaman berharga tersebut mengajarkan kepada saya untuk berani berinteraksi dengan orang-orang yang baru dikenal. Selain itu juga mengajarkan kepada saya tentang tatakrama, sopan santun, keterampilan berkomunikasi dan memasang sterategi untuk mendapatkan data.
Pergi ke kantor camat merupakan hal baru bagi saya, sehingga diperlukan keberanian didalamnya. Berani menghadapi orang-orang yang lebih intelektual dibandingkan dengan masyarakat disekitarnya. Sebelum berangkat ada perasaan takut dan malu. Demi sebuah tujuan saya hadapi semua rasa tersebut dengan iklas. Tampa diduga pelayanan pengurus kecamatan sangatlah baik karna saya ditunjukkan dengan sopan tempat pengambilan data tersebut bisa diambil. Data yang peneliti ambil disini adalah profil kecamatan dan desa yang sedang saya teliti. Walau harus menunggu orang yang berhak memberikan data tersebut saya tetap menunggunya di kantor camat. Sambil ngobrol panjang dengan pegawai kecamatan.
Pengambilan data pada narasumber juga perlu strategi seperti, menentukan waktu wawancara, teknik menyampaikan pertanyaan dan mendengarkan jawaban yang diberikan. Saat wawancara berlangsung narasumber sangat bahagia karna saya meneliti budaya sendiri yang selama ini mulai kendur. Kebetulan narasumber yang saya wawancarai adalah pengurus Majlis Adat Budaya Sambas (MABM). Selain berdiskusi tentang penelitian yang peneliti lakukan kami sempat berdiskusi tentang budaya Sambas secara umum. Selain wawancara dengan ketua MABM saya juga melakukan wawancara dengan tokoh masnyarakat yang lebih tua. Dalam wawancara tersebut saya agak kebingungan karna jawaban yang diberikan kurang nyambung dengan pertanyaan yang saya berikan sehingga peneliti harus mengulang beberapa kali pertanyaan dengan cara penyampaian yang berbeda sampai narasumber tersebut paham dengan maksud pertanyaan saya. Saya memaklumi hal tersebut mungkin disebabkan oleh faktor umur yang lumayan tua.
Pertama sekali observasi langsung saya kebingungan untuk bertindak. Dalam kebingungan tersebut saya tidak merasa panik. Akhirnya saya minta arahan dari dosen pembimbing untuk memberikan gambaran umum apa yang harus saya lakukan. Untuk mendapatkan data yang lengkap saya melakukan penelitian tidak hanya pada satu pernikahan tetapi pada tiga pernikahan. Pernikahan pertama yang saya teliti yaitu pada pasangan Ali Arianto dan Rika. Keluarga Rika adalah tetangga kami Rumah kami yang berdekatan merupakan kemudahan bagi saya untuk selalu berada di lokasi penelitian. Pernikahan ini merupakan sampel utama dalam penelitian saya. Disini saya diberikan peran sebagai pendamping pengantin saat akad nikah dan arak-arakan. Pada posisi tersebutlah saya lebih mudah untuk mendapatkan data dengan jelasnya. Walau data peneliti dapatkan dengan mudahnya tetap saja ada data yang tidak sempat di amati dengan penuh karna perlu penjelasan-penjelasan dari mempelai dan masyarakat yang terlibat. Sebagai pembanding saya melakukan penelitian pada pernikahan lainnya.
Pernikahan yang kedua adalah pada pasangan Ferdiansyah dan Hawati. Keluarga dari mempelai ini tidak terlalu saya kenal, bahkan saya bertanya pada masyarakat tentang tuan rumahnya. Dalam penelitian ini saya hanya mengamati dan membandingkan dengan pernikahan yang pertama. Karena hanya mengamati jadi tidak ada hambatan bagi saya.
Pernikahan yang ketiga ini adalah penikahan pada pasangan Rudi dan Suriana. Mempelai perempuan adalah bibi saya. Dalam pernikahan ini saya terlibat langsung mulai dari persiapan hingga akhir pernikahan. Apapun peran yang ingin saya kehendaki bisa saya peroleh disini. Seluruh perkembangan tentang pernikahan ini saya peroleh dengan mudah karena peneliti sangat akrab dengan mempelai serta seluluh keluarga saya menjadi panitia pelaksana. Apalagi mereka tahu saya sedang melakukan penelitian tentang pernikahan. Banyak sekali peran yang peneliti ambil disini seperti mainang dalam akad nikah dan pulang memulangkan. Terkadang saya ikut-ikutan apa yang dilakukan oleh mempelai perempuan seperti betangas (mandi uap dengan rempah-rempah). Saya juga berperan sebagai penyedia kebutuhan-kebutuhan mempelai seperti mencarikan makanan, mengantar mempelai, membeli barang keperluan mempelai, menyediakan bahan-bahan cikraman, menghias rumah, menemankan mempelai jika berpergian bahkan peneliti tidur bersama mempelai perempuan pada saat pesta pernikahan. Selain itu pernah pinjam gaun pengantin yang disewanya untuk sekedar berfoto pasang aksi. Begitu kepercayaan oleh mereka diberikan kepada saya untuk membantu semua pelaksanaan pernikahan.
Dalam melakukan penelitian saya merasa orang yang bodoh sekaligus orang yang pintar. Bodoh karena saya menanyakan apa yang sebenarnya tidak perlu saya tanyakan lagi dan sudah pantas saya ketahui sebelumnya. Berhubung peneliti berasal dari desa tersebut dan sering berperan dalam pernikahan. Pintar karena masyarakat menganggap peneliti sebagai seorang mahasiswa yang sedang melakukan penelitian. Sehingga mereka menghargai peneliti. Keberadaan saya menjadi perhatian mereka saat melakukan observasi. Hal tersebut karna jarang sekali ditemukan seorang cewek berperan dalam prosesi pernikahan.
Dalam penelitian tersebut tidaklah terlalu sulit bagi peneliti karna rata-rata orang yang menjadi narasumber telah peneliti kenal dan mereka mengenal peneliti. Walau demikian tidak selamanya data yang peneliti dapatkan diperoleh dengan mudah, perlu proses untuk mendapatkannya. Salah satunya disebabkan oleh ketertutupan masyarakat untuk mengatakan apa adanya. Seperti saat meneliti menanyakan jumlah uang antaran dan jenis-jenis barang yang diberikan secara mendetail. Narasumber tampak malu mengatakan apa yang sebenarnya. Saya mengirakan bahwa narasumber yang saya hadapi berkarakter tertutup dan pendiam. Hal tersebut membuat kesulitan kepada saya untuk mendapatkan yang lebih detail. Selain itu kemungkina naraer sumbmerasa saya sudah tau jawabannya. Ia hanya menjawab dengan membandingkan apa yang menjadi pengetahuan masyarakat secara umum.
Selama penelitan, tidak semua masyarakat desa mengetahui tentang penelitian yang saya lakukan, tapi sebagian besar pemuka agama dan tokoh masyarakat serta keluarga saya mengetahui hal tersebut. Bagi yang mengetahui mereka sangat memberikan antusias terhadap penelitian yang saya lakukan. Seperti memberikan informasi terhadap situasi-situasi yang akan terjadi pada hari tersebut.
Kamera digital sangat membantu saya dalam penelitian karna selain mendapatkan info yang banyak ternyata sebagian besar masnyarakat senang jika di foto. Hal ini mempermudah saya untuk berkomunikasi dengan mereka. Dengan adanya kamera terkesan peneliti menjadi orang yang diharapkan hadir. Khususnya para nenek-nenek dan anak kecil. Mereka sangat senang melihat hasilnya setelah di foto.
Dari penelitian tersebut banyak sekali hikmah yang dapat saya rasakan sehingga menjadi bekal dalam kehidupan. Kesulitan yang diperoleh dalam penelitian adalah suatu yang wajar karna hal tersebut merupakan tantangan dalam penelitian.
Sekian.

Senin, 21 Desember 2009

Sahabat Dekat Que

Sahabat dekat adalah sahabat yang senantiasa ada saat dibutuhkan, ia hadir menambah keimanan, ia tiada membangkitkan kerinduan. Sahabat dekat tidak akan punah karna waktu dan tak akan berpisah walau jarak membatasi. Aku mempunyai sahabat dekat yang sangat membuat hati ini menangis ketika ia jauh, yang membuat hati ini terharu karna cinta yang diberikan.
Akhwat Watasyiwa kami berikan pada kumpulan ini, dengan harapan akan mengikat rasa persaudaraan, kerbersamaan dan pengertian. Mimin, Ida, Eka, Rebina, dan Kiki adalah sahabat dekatku. Tak akan penah ku lupakan sepanjang masa.

Rabu, 28 Oktober 2009

Aku tidak bermimpi....

dulu hanyalah sebuah cita-cita, dulu hanyalah sebuah harapan, dan dulu hanyalah sebuah hayalan. kini semua jadi kenyataan, kini semua menjadi sebuah perbuatan.
berikan kekuatan kepadaku ya Tuhan, agar aku tetap mensyukuri nikmat-nikmat yang telah engkau berikan. saat keluar nanti aku adalah sebagai pemenang sebuah peradaban. bukan sebuah korban peradaban.
suatu kebahagian terbesar bagiku, saat aku bisa menginjakkan kaki di tanah bandung ini, dalam rangka menuntut ilmu ke sebuah perguruan tinggi islam UIN Sunan Gunung Jati Bandung. Program Stata 2. ayahku adalah orang yang paling berjasa setelah kehendak Allah dalam perwujudan cita-citaku ini...
sungguh suatu hadiah istimewa dan spesial bagiku...
ayah, telah memotivasiku, membiayakanku, mengizinkanku, mendukungku dan mempercayaiku...
sungguh ia adalah orang tua yang paling baik. best is the best...moga Allah senantiasa memberikan kemudahan padanya dan moga Allah menyediakan rumah di surga untuknya nanti... Amin.
terima kasih ayah.... karna engkau telah mewujudkan mimpi-mimpiku menjadi sebuah kenyataan....

Kamis, 18 Juni 2009

Mimpikah Aqu

S2,....
Benarkah...
Mimpi atau gak sih...
dua tahun yang lalu aku memimpikan akan kuliah S2 di luar pontianak, terserah, dalam negri maupun luar negeri. saat itu aku terus memimpikan semua itu, aku tidak menghiraukan apapun resiko yang akan aku hadapi..... apapun kata orang tidak kudengarkan... pokoknye harus S2.... kataku dalam hati.......
tau gak apa yang memotivasi aku tuk S2,....
Hanya sebuah buku...
"Dead Line Your Live" yang ditulis oleh Solikhin...
dari buku itu aku termotivasi untuk menjadi seorang penulis, dalam benakku berkata bahwa tuk menulis kita harus punya ilmu lebih banyak,.,. yah tuk dapat ilmu aku harus S2, aku tak bisa mengharapkan ilmu hanya sebatas S1.... walau sebenarnya aku tau tuk jadi seorang ilmuan tidak harus dengan kuliah....
setelah perkuliahan S1 selesai, semua sirna....
aku terpokus dengan kerja... dapat 1 kerja, cari kerja yang baru,bahkan saat akhir-akhir ini aku bekerja di 3 tempat. STAIN, Bimbel Fazli dan Guru Privat. wah capek bukan main,... apakan daya itu kebutuhanku...
aku malu tuk mengemis uang dengan orang tuaku, karna saat ini aku sudah sarjana... malu dong...
selain itu aku juga banyak pertimbangan....
yang paling berat adalah masalah dana...
aku gak mau memberatkan orang tuaku yang menurutku sudah tua. kasian mereka, capek....
tidak hanya itu, masalah jodoh juga jadi pertimbangan,... saat ini teman-temanku udah pada nikah, kalo aku lanjutkan berarti aku memperpanjang alur jodoh dan memperketat kriteria suami,... aku gak siap tuk jadi perawan tua.. he... he...apalagi umurku sekarang adalah usia menikah... kalo dah tua siapa yang mau...
ditambah lagi, katanya laki-laki gak mau menikah dengan cewek yang pendidikannya lebih tinggi... benarkah..????...
saat itu pusing deh, masalah kerja setelah S2,masalah jurusan yang akan kupilih, masalah teman berangkat, daerah yang akan kutuju... pusing banget...

Tapi kini....
semua yang aku takutkan hilang dalam sesaat....
masalah rizki..., aku yakin Allah sudah siapkan untukku,...
masalah jodoh...., aku yakin semua allah yang ngatur..
masalah pekerjaan selanjutnya..., gak perlu dipikirkan saat ini, belakangan aja....yang perlu aku pikirkan adalah aku harus belajar dan kensentrasi dahulu..
mumpung peluang sudah didepan mata...mengapa harus aku sia-siakan.

Kini Semua berubah...
yang tadinya bermimpi tuk s2, kini terasa semua akan menjadi kenyataan. walau saat ini aku belum tau bisa lulus tes masuk atau tidak, namun usaha tuk menjurus ke sana sudah ada...
Ya Allah ku Bersyukur pada Mu, atas semua ini,... semua yang aku mimpikan tapi gak pernah aku duga tuk jadi kenyataan.

mungkin inilah jalan yang Allah pilihkan untukku, setelah sekian lama aku melamar pekerjaan yang lebih layak tapi gak pernah lulus..., gak jadi di dilamar(gagal taaruf) ("_") he...nyantai aja lagi, banyak hikmah yang dapat ku petik dari kejadian ini...
kini kuyakin,,
Allah merencanakan sesuatu yang lebih layak dan terbaik bagi kita... jangan kecewa dengan ketetapannya,,, semua ada hikmahnya..

Sahabat.... doakan Aku agar semuanya lancar-lancar aja....
Amin Ya Allah....

Senin, 02 Maret 2009

AKU

Namaku Dearti. sapaan akrabku k’de. Orang kampungku memanggilku dengan nama Dedek. Terkadang dikampus aku dipanggil Dea. Aku dilahirkan sejak 23 tahun yang lalu disebuah rumah tua kami. Kata ayahku kami pindah kerumah baru sejak aku berusia tiga tahun. Aku dibesarkan dalam kelurga sederhana, tidak terlalu kaya dan tidak juga keluarga miskin. Latar belakang keluargaku juga biasa saja, bukan dari keluarga terpelajar dan bukan juga keluarga jauh dari ilmu. Dalam beragama, keluargaku bukanlah seorang yang panatik dan bukan juga seorang yang liberal.
Kedua orang tuaku adalah seorang petani, ayah dan ibuku adalah pekerja keras. Mereka sangat kompak dalam bekerja. Walau terkadang mereka sering bertengkar tapi mereka tetap akur. Ayahku sangat bijaksana dalam mengambil keputusan. Ia orang yang sangat berani. Sedangkan Ibuku, dalam egonya ia sering mengalah terhadap keputusan yang diambil ayahku. Ibuku sangat pandai memasak.
Kakakku punya sikap keras kepala, tapi dalam hal lain ia begitu pengertian. Adikku yang pertama sangat cerdas dalam berfikir dan bergaul tapi ia sangat peritungan dalam masalah keuangan. Adikku yang kedua, hatinya lembut, suka mengalah tapi ia pemalu. Sedangkan aku, Kata ibuku aku sering merajok/pentong tapi katanya aku rajin bekerja.
Waktu kecil aku sering sakit-sakitan, makanya sekarang tubuhku paling kecil dibanding saudara-saudarku. Aku gak pernah kegemukan walaupun aku banyak makan. Apalagi saat kuliah, ibuku sangat khawatir dengan tubuhku yang kurus. Walau gak kurus-kurus amat.
Sejak kecil kami dibesarkan tidak jauh dari sawah. Panas dan lumpur sudah terbiasa kami hadapi. Bahkan seharian kami sering gak pulang-pulang. Bekerja di sawah sudah terbiasa aku lakukan hingga aku juga terbiasa mencari uang dengan mengharapkan upah dari hasil kerja bermandikan keringat selama setengah hari di sawah.
Dikampung aku punya geng, kini kami sudah terpencar sesuai dengan profesi masing masing, ada yang masih kuliah, ada yang bekerja ke malaysia, ada yang sudah menikah, ada yang bekerja dikampung, dan ada juga yang sudah punya anak. Teman-temanku ini telah banyak memberikan pengalaman untukku. Pengalaman baik maupun buruk. Bersamanya aku biasa jalan-jalan malam hari, mereka mengajarkan aku berkenalan dengan cowok-cowok dan mengajarkan aku bergaul serta bermasyarakat. Kami sering rekreasi bersama, apalagi saat lebaran, setiap tempat rekseasi terdekat kami kunjungi.
Sejak di SD aku aktif di Pramuka, biasa menjadi pinpinan regu. Aku sering pergi perkemahan ke mana saja. Saat inilah aku suka bermain. Terkadang aku gak pulang kerumah terlebih dahulu. Aku sangat senang mata pelajaran matematika. Ibu gurunya sangat baik hati, aku selalu mendapat nilai tinggi mata pelajaran ini, tapi aku kurang dalam mata pelajaran lainnya.
Saat SMP aku sudah mulai melirik-lirik cowok-cowok ganteng. Aku mulai keluyuran malam minggu, layaknya pemuda-pemudi di desaku. Walau menggunakan sepeda aku berangkat bahkan jalan kaki kami nekat. Aku mengenal pacaran sejak kelas 2 SMP, walau pacaran aku jarang berdua-duaan.
Saat SMA, aku pernah dibilang cewek tomboy, katanya jalanku mirip jalan laki-laki, gak ada lenggak lenggoknya. Kalo beradu otot aku sering menang. Mungkin juga karna saat itu aku tidak mengunakan jilbab.Walau tidak pake jilbab aku rajin sholat. Kata ayahku, mumpung masih muda, masih belum sibuk, rajin-rajinlah sholat. Karna jika sudah punya anak banyak halangan untuk sholat. Ayahku selalu menyuruh kami sholat.
Aku menggunakan jilbab sejak SMA kelas 2, sejak itulah aku ingin belajar lebih anggun. Saat itu aku sangat dekat dengan guru biologi, ia juga pake jilbab, aku tertarik dengan sikapnya. Sungguh anggun, cantik dan perhatian. Ia banyak mengajari aku tentang islam, meminjamkan buku dan majalah islam. Kami sering berdiskusi. Dialah orang yang telah memberikan pencerahan, dorongan dan masukan. Aku selalu dimotivasinya untuk kuliah dan aktif di rohis.
Waktu SD aku bercita-cita menjadi pedagang, saat SMP aku bercita-cita menjadi guru, saat SMA aku bercita-cita menjadi dokter. Tapi waktu kuliah aku bercita-cita menjadi penulis. Walau untuk menjadi seorang penulis tidak semudah yang kubayangkan, tapi aku tetap berusaha semaksimal mungkin. Walau sulit tidak ada kata menyerah untukku.
Kini aku sudah selesai kuliah, namun tidak ada satupun cita-citaku yang tercapai. Mungkin Allah berkehendak lain atas diriku. Aku yakin rekayasa Allah lebih baik dari pada rekayasa manusia. Harapanku sekarang pengennya menikah, sambil meniti karir dan kalo ada kesempatan aku ingin melanjutkan kuliah sekaligus meniti cita-cita yang belum tercapai. Itulah mimpiku, walau sekedar bermimpi, aku yakin jika Allah berkehendak tidak ada yang mustahil baginya.
Orang tuaku sangat berjasa terhadap kehidupanku, sejak kuliah aku bercita-cita membahagiakan mereka. Aku ingin mereka bangga terhadapku. Saat aku wisuda aku melihat senyum keceriaan diwajahnya. Karna aku berhasil menjadi mahasiswa tercepat di jurusan Dakwah dengan nilai yang cukup baik.

Jumat, 20 Februari 2009

Nantikanku Dibatas Waktu

Di kedalaman hatiku
tersembunyi harapan yang suci
tak perlu engkau menyangsikan
lewat kesalihanmu
yang terukir menghiasi dirumu
tak perlu dengan kata-kata
Sungguh walau ku kelu tuk mengungkapkan perasaanku
namun penantianmu pada diriku jangan salahkan
kalau memang kaupilihkan aku
tunggu sampai aku datang
nanti kubawa kau pergi kesurga abadi
kini belumlah saatnya
Aku membalas cintamu
Nantikanku dibatas waktu


begitulah lirik sebuah lagu dari edkustik voice.

Jika boleh aku menafsirkan

Lirik lagu tersebut menceritakan tentang perjalanan cinta yang tak terbalas antara dua orang insan yang saling menyayangi. tapi kondisi tidak memungkinkan mereka untuk bersama. Ada aturan Islam yang membatasi, ada cita-cita yang belum tercapai dan ada amanah yang belum terselesaikan. Seorang ikhwan yang ingin ditunggu hingga batas yang belum pasti. Waktu yang belum tahu kapan akan berakhir.

Jika boleh aku berkomentar,

kasian akhwat yang harus menunggu, sebuah penantian panjang. bukankah menunggu itu suatu perbuatan yang membosankan. Seorang ikhwan yang menjanjikan untuk segera membawanya pergi entah kapan. Mengapa Harus di Janjikan??? toh belum tentu jodoh ya kan? gimana kalo ikhwannya tiba-tiba membatalkan?

Suatu yang bisa dibanggakan

Lirik dan vidionya bagus. Menggambarkan hati kebanyakan ikhwan. terkadang akhwat juga merasakan keberadaan kondisi tersebut. yah emang Fitrahnya manusia untuk saling menyukai.

Jumat, 23 Januari 2009

Sakitnya Didustai


Saat bahagia kita terkadang lupa akibat dari bahagia yang berlebihan. kita hanya memikirkan alangkah bahagianya jika....... tapi kita terlupa, apakah kebahagian ini akan selamanya??? kita lupa bahwa kebahagian tidak lah berlaku selamanya.
luka dihati tidak selamanya saat putus dalam pacaran. luka sangatlah luas, ada luka karna sebuah janji yang tidak sengaja diingkari. Akibat sebuah kepercayaan yang diberikan pada orang yang sebelumnya kita kenal. ditinggal orang terasayang, hilang perkerjaan dsby
luka dihati hendaknya tidak akan pernah ada jika kita berhati-hati dalam memanajemen dari awal dan antisipasi dari awal.
luka ini akan lebih dalam jika pengorbanan diberikan lebih banyak. apalagi banyak sedikit aja pengorbanan diberikan sudah menjadi hati terluka. mengapa kepercayaan ini dengan mudahnya ku berikan. mengapa harus ada luka dibalik sebuah keikhlasan.
penyesalan tidak akan ada artinya. yang lalu biarlah berlalu, akan aku jadikan sebagai koreksi diri agar lebih berhati-hati dari kecewa yang kedua kali.
dasar hati perempuan, mengapa begitu mudah patah ketika dikhianati. menapa hati perempuan diciptakan begitu lembut dan mudah tersentuh. begitu mudahnya jatuh cinta dan begitu mudahnya terluka.
ku hanya ingin menyakinkan diri ini bahwa apapun cobaan yang allah berikan adalah terbaik untuk kita. tidak ada yang perlu kita khawairkan. luka dihati akan segera pudar dengan berlalunya waktu dan bergantinya kesibukan.

Selasa, 20 Januari 2009

Aku Mencintai Seorang Pria

Hari berganti hari, minggu silih berganti dan bulanpun berlalu, saat aku mengenalnya hingga sekarang saat aku takut jauh darinya. Awal berjumpa ia hanya biasa saja, tidak terlihat suatu yang istimewa darinya. Hari-hari berlalu tampa kusadari, sebuah nama telah terukir rapi dalam hatiku. Aku tidak tahu sejak kapan ia mulai hadir menorehkan susunan hurup dihatiku. Sebuah nama yang tidak pernah aku kehendaki. Yang tidak pernah izin bersemi dalam lubuk hatiku dan mengambil bagian didalamnya. Ia hadir sendirinya tanpa ku minta.

Berada didekatnya memberikan ketenangan bagiku, tatapan matanya membuat aku tersipu-sipu. Tutur katanya membuat aku tergoda. Senyumannya semakin membuat aku tergila-gila. Hari-hari terasa sepi tanpa hiasan sms darinya di HP ku. Malamku terasa indah dengan Alaram tahajud olehnya.

Wahai hati, maafkan aku yang telah dzolim padamu. Aku tidak pantas menghadirkan ia melekat dalam hatiku, karna ia bukan hak priogratifku. Ia milik semua orang. Ia belum berhak untuk kucintai. Wahai hati, bukan maksudku untuk menyimpan cinta untuknya, tapi aku menyadari kelemahanku yang tidak bisa tegas pada rasa simpati ku padanya.

Aku tahu, aku gak boleh mencintainya, dan ia juga gak boleh mencintaiku. Tidak ada kata pacaran sebelum menikah dalam Islam. Aku mencoba menghilangkan ia dalam memori di hatiku. Tapi aku tak pernah berhasil, aku terlalu sayang untuk mendelete namanya dalam hatiku. Ia terlalu berkesan dalam sebuah kenangan masa laluku. Ia begitu sempurna di mataku. Walau sebenarnya banyak yang lebih sempurna.

Cintaku muncul dari sebuah kebencian, kebencian yang teramat menyakitkan. Aku heran pada hati ini, walau hati ini sudah sering dikecawakan olehnya tapi mengapa hati ini gak pernah kapok untuk berhenti, dan menghentikan semuanya. Mengapa ia harus hadir tapi dengan membawa pilu untuk menahan.

Aku gak tau apa maksud Allah yang telah menghadirkan ia dalam hatiku. Apakah ini ujian agar aku tetap menjaga hati. Seperti teman-temanku menjaga hatinya. Aku tau aku tidak boleh memetik buah yang belum matang, setelah sekian lama aku rawat untuk memetiknya dalam keadaan yang siap untuk dipetik.

Demi kebersihan hati, aku harus berusaha mendeletenya dalam memori hatiku, walau itu sulit, tapi aku harus tetap berusaha. Memori hatiku memang belum bisa didelete, tapi memori di HP ku, namanya sudah kudelet habis. Sehingga aku tidak mudah tergoda untuk dengan mudahnya untuk menghubunginya.

Sebelum kami melangkah lebih jauh, sebelum ada kata kecewa dan terluka. Lebih baik aku menghentikan semua sampai disini. Aku tahu interaksi kami sudah terlalu jauh.

Ya Allah, salah kah aku yang telah mencintainya, salahkah aku ketika aku tampa sengaja ia hadir dalam hatiku.
Kalo memang berjodoh, suatu hari nanti pasti dipersatukan. Tapi kalo emang tidak mengapa harus bersakit-sakitan dengan memendam rasa. Allah maha tahu atas semua yang terbaik bagi kami.


Ttd


UMI