Pengalaman penelitian ini merupakan pengalaman pertamakali saya
melakukan penelitian. Penelitian saya berjudul Islam dan budaya lokal
studi atas pernikahan menurut adat Sambas di desa Sungai Kelambu
kecamatan Tebas kabupaten Sambas yang saya lakukan pada tahun 2008. Desa
ini merupakan desa saya sendiri.
Dalam penelitian yang saya lakukan
terdapat kenangan indah, kemudahan-kemudahan dan kesulitan.
Pengalaman-pengalaman berharga tersebut mengajarkan kepada saya untuk
berani berinteraksi dengan orang-orang yang baru dikenal. Selain itu
juga mengajarkan kepada saya tentang tatakrama, sopan santun,
keterampilan berkomunikasi dan memasang sterategi untuk mendapatkan
data.
Pergi ke kantor camat merupakan hal baru bagi saya, sehingga
diperlukan keberanian didalamnya. Berani menghadapi orang-orang yang
lebih intelektual dibandingkan dengan masyarakat disekitarnya. Sebelum
berangkat ada perasaan takut dan malu. Demi sebuah tujuan saya hadapi
semua rasa tersebut dengan iklas. Tampa diduga pelayanan pengurus
kecamatan sangatlah baik karna saya ditunjukkan dengan sopan tempat
pengambilan data tersebut bisa diambil. Data yang peneliti ambil disini
adalah profil kecamatan dan desa yang sedang saya teliti. Walau harus
menunggu orang yang berhak memberikan data tersebut saya tetap
menunggunya di kantor camat. Sambil ngobrol panjang dengan pegawai
kecamatan.
Pengambilan data pada narasumber juga perlu strategi
seperti, menentukan waktu wawancara, teknik menyampaikan pertanyaan dan
mendengarkan jawaban yang diberikan. Saat wawancara berlangsung
narasumber sangat bahagia karna saya meneliti budaya sendiri yang selama
ini mulai kendur. Kebetulan narasumber yang saya wawancarai adalah
pengurus Majlis Adat Budaya Sambas (MABM). Selain berdiskusi tentang
penelitian yang peneliti lakukan kami sempat berdiskusi tentang budaya
Sambas secara umum. Selain wawancara dengan ketua MABM saya juga
melakukan wawancara dengan tokoh masnyarakat yang lebih tua. Dalam
wawancara tersebut saya agak kebingungan karna jawaban yang diberikan
kurang nyambung dengan pertanyaan yang saya berikan sehingga peneliti
harus mengulang beberapa kali pertanyaan dengan cara penyampaian yang
berbeda sampai narasumber tersebut paham dengan maksud pertanyaan saya.
Saya memaklumi hal tersebut mungkin disebabkan oleh faktor umur yang
lumayan tua.
Pertama sekali observasi langsung saya kebingungan untuk
bertindak. Dalam kebingungan tersebut saya tidak merasa panik. Akhirnya
saya minta arahan dari dosen pembimbing untuk memberikan gambaran umum
apa yang harus saya lakukan. Untuk mendapatkan data yang lengkap saya
melakukan penelitian tidak hanya pada satu pernikahan tetapi pada tiga
pernikahan. Pernikahan pertama yang saya teliti yaitu pada pasangan Ali
Arianto dan Rika. Keluarga Rika adalah tetangga kami Rumah kami yang
berdekatan merupakan kemudahan bagi saya untuk selalu berada di lokasi
penelitian. Pernikahan ini merupakan sampel utama dalam penelitian saya.
Disini saya diberikan peran sebagai pendamping pengantin saat akad
nikah dan arak-arakan. Pada posisi tersebutlah saya lebih mudah untuk
mendapatkan data dengan jelasnya. Walau data peneliti dapatkan dengan
mudahnya tetap saja ada data yang tidak sempat di amati dengan penuh
karna perlu penjelasan-penjelasan dari mempelai dan masyarakat yang
terlibat. Sebagai pembanding saya melakukan penelitian pada pernikahan
lainnya.
Pernikahan yang kedua adalah pada pasangan Ferdiansyah dan
Hawati. Keluarga dari mempelai ini tidak terlalu saya kenal, bahkan saya
bertanya pada masyarakat tentang tuan rumahnya. Dalam penelitian ini
saya hanya mengamati dan membandingkan dengan pernikahan yang pertama.
Karena hanya mengamati jadi tidak ada hambatan bagi saya.
Pernikahan
yang ketiga ini adalah penikahan pada pasangan Rudi dan Suriana.
Mempelai perempuan adalah bibi saya. Dalam pernikahan ini saya terlibat
langsung mulai dari persiapan hingga akhir pernikahan. Apapun peran yang
ingin saya kehendaki bisa saya peroleh disini. Seluruh perkembangan
tentang pernikahan ini saya peroleh dengan mudah karena peneliti sangat
akrab dengan mempelai serta seluluh keluarga saya menjadi panitia
pelaksana. Apalagi mereka tahu saya sedang melakukan penelitian tentang
pernikahan. Banyak sekali peran yang peneliti ambil disini seperti
mainang dalam akad nikah dan pulang memulangkan. Terkadang saya
ikut-ikutan apa yang dilakukan oleh mempelai perempuan seperti betangas
(mandi uap dengan rempah-rempah). Saya juga berperan sebagai penyedia
kebutuhan-kebutuhan mempelai seperti mencarikan makanan, mengantar
mempelai, membeli barang keperluan mempelai, menyediakan bahan-bahan
cikraman, menghias rumah, menemankan mempelai jika berpergian bahkan
peneliti tidur bersama mempelai perempuan pada saat pesta pernikahan.
Selain itu pernah pinjam gaun pengantin yang disewanya untuk sekedar
berfoto pasang aksi. Begitu kepercayaan oleh mereka diberikan kepada
saya untuk membantu semua pelaksanaan pernikahan.
Dalam melakukan
penelitian saya merasa orang yang bodoh sekaligus orang yang pintar.
Bodoh karena saya menanyakan apa yang sebenarnya tidak perlu saya
tanyakan lagi dan sudah pantas saya ketahui sebelumnya. Berhubung
peneliti berasal dari desa tersebut dan sering berperan dalam
pernikahan. Pintar karena masyarakat menganggap peneliti sebagai seorang
mahasiswa yang sedang melakukan penelitian. Sehingga mereka menghargai
peneliti. Keberadaan saya menjadi perhatian mereka saat melakukan
observasi. Hal tersebut karna jarang sekali ditemukan seorang cewek
berperan dalam prosesi pernikahan.
Dalam penelitian tersebut tidaklah
terlalu sulit bagi peneliti karna rata-rata orang yang menjadi
narasumber telah peneliti kenal dan mereka mengenal peneliti. Walau
demikian tidak selamanya data yang peneliti dapatkan diperoleh dengan
mudah, perlu proses untuk mendapatkannya. Salah satunya disebabkan oleh
ketertutupan masyarakat untuk mengatakan apa adanya. Seperti saat
meneliti menanyakan jumlah uang antaran dan jenis-jenis barang yang
diberikan secara mendetail. Narasumber tampak malu mengatakan apa yang
sebenarnya. Saya mengirakan bahwa narasumber yang saya hadapi
berkarakter tertutup dan pendiam. Hal tersebut membuat kesulitan kepada
saya untuk mendapatkan yang lebih detail. Selain itu kemungkina naraer
sumbmerasa saya sudah tau jawabannya. Ia hanya menjawab dengan
membandingkan apa yang menjadi pengetahuan masyarakat secara umum.
Selama
penelitan, tidak semua masyarakat desa mengetahui tentang penelitian
yang saya lakukan, tapi sebagian besar pemuka agama dan tokoh masyarakat
serta keluarga saya mengetahui hal tersebut. Bagi yang mengetahui
mereka sangat memberikan antusias terhadap penelitian yang saya lakukan.
Seperti memberikan informasi terhadap situasi-situasi yang akan terjadi
pada hari tersebut.
Kamera digital sangat membantu saya dalam
penelitian karna selain mendapatkan info yang banyak ternyata sebagian
besar masnyarakat senang jika di foto. Hal ini mempermudah saya untuk
berkomunikasi dengan mereka. Dengan adanya kamera terkesan peneliti
menjadi orang yang diharapkan hadir. Khususnya para nenek-nenek dan anak
kecil. Mereka sangat senang melihat hasilnya setelah di foto.
Dari
penelitian tersebut banyak sekali hikmah yang dapat saya rasakan
sehingga menjadi bekal dalam kehidupan. Kesulitan yang diperoleh dalam
penelitian adalah suatu yang wajar karna hal tersebut merupakan
tantangan dalam penelitian.
Sekian.
Dengarlah kata hatimu, dengarlah suara hatimu, ia tidak akan pernah untuk berbohong apalagi untuk mencelakakan
Selasa, 22 Desember 2009
Senin, 21 Desember 2009
Sahabat Dekat Que
Sahabat dekat adalah sahabat yang senantiasa ada saat dibutuhkan, ia
hadir menambah keimanan, ia tiada membangkitkan kerinduan. Sahabat dekat
tidak akan punah karna waktu dan tak akan berpisah walau jarak
membatasi. Aku mempunyai sahabat dekat yang sangat membuat hati ini
menangis ketika ia jauh, yang membuat hati ini terharu karna cinta yang
diberikan.
Akhwat Watasyiwa kami berikan pada kumpulan ini, dengan harapan akan mengikat rasa persaudaraan, kerbersamaan dan pengertian. Mimin, Ida, Eka, Rebina, dan Kiki adalah sahabat dekatku. Tak akan penah ku lupakan sepanjang masa.
Akhwat Watasyiwa kami berikan pada kumpulan ini, dengan harapan akan mengikat rasa persaudaraan, kerbersamaan dan pengertian. Mimin, Ida, Eka, Rebina, dan Kiki adalah sahabat dekatku. Tak akan penah ku lupakan sepanjang masa.
Langganan:
Postingan (Atom)